Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Gelar Pelatihan Manasik Haji

Ratusan mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri Tulungagung tengah melaksanakan pelatihan manasik haji di Lapangan Utama kampus IAIN Tulungagung pada Rabu, 17 Juni 2015. Peserta bersama-sama menyenandungkan talbiyah haji yang dituntun oleh pembimbing manasik yang sudah berpengalaman, yakni K. H. Nawawi Yasin dari KBIH Romatul Ummat, Tulungagung.

Pelatihan untuk mahasiswa semster 2 ini dibuka oleh Wakil Dekan III, Dr. H. Teguh, M.Ag. Dalam sambutannya, Dr. H. Teguh mendoakan para mahasiswanya untuk segera mendapat undangan dari Allah untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Dijelaskan, praktik ibadah haji ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa FUAD, yakni salah satu dari 3 praktikum wajib bagi mahasiswa angkatan awal di FUAD. “Saya berdo'a semoga kehadiran anak-anakku sekalian di sini menjadi ikhtiar agar segera dipanggil oleh Allah SWT untuk menunaikan rukun Islam yang kelima di Tanah Suci," ujar Dr. H. Teguh.

Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Dengan memahami rangkai dan tata cara ibadah haji, maka kecil kemungkinan ibadah haji yang kita lakukan akan rusak atau batal, sehingga kita tidak perlu mengulanginya di musim haji berikutnya. Walaupun ada pembimbing haji, namun biasanya seorang pembimbing hanya memberikan pemahaman global kepada para jamaah.

Setelah pembukaan acara oleh Wakil Dekan III, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang haji, mulai dari rukun haji, persyaratan, wajib, sunah, maupun hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji. Setelah dirasa cukup, Pembimbing memandu peserta untuk mempraktekkan pelaksanaan haji mulai dari melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.

Pembimbing manasik, K. H. Nawawi Yasin mengaku senang melihat antusiasme para peserta. Manasik merupakan rangkaian pelatihan praktek ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima, karenanya mahasiswa harus dibekali ilmu yang benar. Syarat penting dalam berhaji yaitu niat yang ikhlas dan tatacaranya yang mencontoh Rasulullah SAW sejak melakukan ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan pulang lagi ke Mina untuk melempar jumrah sughra, wustha dan aqabah, serta thawaf ifadhah.[*]