Talk Show Perfilman Bersama Habiburrahman El Shirazy

Tulungagung. Sudah hampir satu dekade terakhir ini telah muncul trend film dengan tema religi. Dirilisnya film Ayat-Ayat Cinta (2007) dan Ketika Cinta Bertasbih (2009) menandai kemunculan trend tersebut yang telah berhasil memanjakan penikmat film di Indonesia. Kedua film tersebut memiliki alur cerita yang kuat dan menarik karena didasarkan pada novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh Habiburrahman El Shirazy.

Kedatangan Habiburrahman El Shirazy ke IAIN Tulungagung kemarin (Rabu, 28/9) dimanfaatkan oleh Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) untuk berbagi ilmu tentang perfilman. Dikemas dalam bentuk talk show, Kang Abik (panggilan akrab Habiburrahman El Shirazy) diminta membagiikan pengalamannya di dunia perfilman dengan tema “Urgensi Dakwah Melalui Televisi dan Film”.

Dihadapan 400 peserta talk show dari berbagai kalangan (mahasiswa dan umum), Kang Abik bercerita tentang pengalamannya selama berkecimpung di dunia perfilman. Dikatakan olehnya bahwa para pekerja di industri film adalah orang-orang hebat dalam bidangnya. Mengetahui hal ini, Kang Abik meminta kepada para mahasiswa Jurusan KPI untuk mendalami dengan sungguh-sungguh ilmu-ilmu terkait dunia perfilman serta meningkatkan ketrampilan sehinga bisa bersaing dalam industri pembuatan perfilman.

Kang Abik mengatakan, meski film religi telah menjadi trend belakangan ini, namun dari sisi kuantitas masih kurang. Menyikapi fenomena tersebut, Divisi Seni dan Budaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencoba membuat terobosan dengan menyelenggarakan Lomba Film Pendek Antar Santri. Kang Abik yang merupakan anggota dari Divisi tersebut menyampaikan harapannya bahwa dengan diselenggarakannya festival tersebut akan muncul bakat-bakat baru pelaku perfilman khususnya untuk genre film religi Islami.  

Acara yang dimulai pukul 13:00 hingga pukul 15:30 ini sekaligus menjadi ajang untuk mengumumkan pemenang Festival Film Trenggalek yang diadakan oleh Jurusan KPI sejak Agustus lalu. Festival ini diikuti 10 sekolah di kabupaten Trenggalek. Ada tiga kategori yang dilombakan. SMKN 1 Trenggalek memenangkan kategori Aktor Terbaik dan Gambar Terbaik. Sedangkan SMKN Panggul menyabet kategori Skenario terbaik.[*]