Menjadi Tuan Rumah Rakorwil FKMTHI, HMJ IAT Gelar Seminar dan Bedah Buku

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) FUAD IAIN Tulungagung mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah Rapat Kerja Wilayah Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI) Jawa Timur tahun 2017. Bertempat di Gedung Aula Utama IAIN Tulungagung, rapat yang dilaksanakan pada tanggal 8-9 Maret 2017 ini dihadiri perwakilan HMJ dari Madura, Ponorogo, Surabaya, Kediri, Jember, Pasuruhan, dan Jombang.

Selama dua hari, panitia menyiapkan serangkaian acara dalam rangka rapat rutin tahunan tersebut, di antaranya seminar nasional dan bedah buku. Pada hari pertama (8/3), panitia menggelar seminar nasional dengan tema Al-Qur’an,Hadis,dan Perempuan:Diskriminasi Perempuan dalam Teks Keagamaan.Seminar ini mengundang Isnatin Ulfah, M.H.I.(peneliti dan aktifis gender IAIN Ponorogo) dan Ach. Dhofir Zuhry (Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi)sebagai narasumber.

Isnatin Ulfah mengawali orasinya dengan menjelaskan isi buku yang ditulisnya sendiri berjudul Membaca Al-Qur’an dengan Semangat Keadilan. Dilanjutkan dengan melontarkan pertanyaan “Benarkah ada diskriminasi teks-teks keagamaan terhadap perempuan?” Jawabannya adalah tidak. Yang perlu dipahami adalah kalaupun ada dari kita yang menganggap adanya diskriminasi, hal tersebut semata-mata hanyalah kesalahan cara baca atau kekurangan dalam menyikapi teks Al-Qur’an yang memang seolah-olah bersifat Androsentris-Patriarkis. Kesalahpahaman tersebut menjadikan timbulnya bias genderdalam memahami Al-Qur’an.

Sedangkan Ach. Dhofir Zuhry memberi penekanan bahwa tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah “memanusiakan manusia dan memanusiakan Allah”, dalam artian mengimplikasikan sifat-sifat Allah yang sesuai diterapkan oleh manusia, terutama sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, sejalan dengan jargon Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin. Seminar nasional yang dipandu Ubaidillah, M.Humtersebut berlangsung dengan lancar dan hidup. Audien yang berada di tempatpun begitu antusias dalam menyerap ilmu-ilmu yang didapatkan dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dengan argumen dengan baik.

Pada hari kedua (9/3), panitia menggelar bedah buku berjudul Cerdas Membaca Zaman Berbekal Ulumul Qur’an: Urgensi Asbabun Nuzul dan Makki Madani dalam Menafsirkan Al-Qur’an” yang ditulis oleh Dr. Abad Badruzaman, Lc., M.A. Bedah buku ini mengundang penulis yang merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Tulungagung sebagai pembedah dan Dr. Ahmad Zaenal Abidin, M.A. sebagai pembanding.

Abad Badruzaman memaparkan latar belakang penulisan buku ini, yakni pentingnya kita melihat konteks kekinian dengan konteks turunnya Al-Qur’an pada zamannya. Banyaknya seruan “Kembali pada Al-Qur’an” sering kali dimaknai terlalu gampang dan sepele. Kesalahmaknaan tersebut antara lain berupa kembali pada masing-masing ijtihadnya tentang isi Al-Qur’an dengan motif dan latar belakang kelompok tertentu, dan bisa pula maksud seruan “Kembali pada Al-Qur’an” dimaknai sebagai kembali pada teks terjemahan Al-Qur’an. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan kita tentang bahasa Al-Qur’an. Ilmu Asbabun Nuzul dan Makki Madani yang menjadi isi buku ini tak lain bertujuan agar kita tahu bagaimana asal usul dan konteks sejarah turunnya Al-Qur’an yang banyak berkomunikasi dengan situasi dan kondisi orang Arab pada masa itu. Sehingga sebagai masyarakat kekinian, kita harus mengolah terlebih dahulu sesuai konteks saat ini dengan tanpa menyampingkan kemurnian Al-Qur’an itu sendiri untuk dikonsumsi.

Sebagai pembanding, Ahmad Zaenal Abidin memaparkan 3 kerangka cara membaca, yaitu Metodologis, Konten, dan Fisik. Secara metodologis, buku ini menyajikan teori tekstual dan kontekstual secara seimbang. Tak lupa menghadirkan kerangka hermeneutik obyektif dan subyektif serta kerangka filosofis. Secara konten(isi), buku tersebut sangat baik. Pemaparannya runtut dan jelas sumbernya. Kiranya buku tersebut akan lebih sempurna manakala dilengkapi dengan pembahasan asbabun nuzul mikro dan makro dalam bab selanjutnya.Secara fisik, kenyataan bahwa buku tersebut ditulis setebal 290 halamanmerupakan salah satu ciri bahwa buku tersebut membahas sesuatu secara serius dan detail. (Kontributor: HMJ IAT)