Lestarikan Tradisi Pesantren, FUAD Selenggarakan Pengajian Kitab Kuning

Pengajian kitab kuning selama bulan Ramadan merupakan tradisi di lembaga pendidikan keagamaan. Tak hanya di pesantren, tradisi ini juga dilaksanakan di perguruan tinggi keagamaan Islam. Dalam menyemarakkan bulan Ramadan 1438 H/2017 M kali ini, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Tulungagung melaui The Center for Pesantren Studies menyelenggarakan Pesantren Ramadhan fi Al-Jami’ah, yakni kegiatan pengajian kitab kuning bagi mahasiswa dan umum. Pengajian ini dimulai harini ini, Senin, 5 Juni hingga 19 Juni di Masjid Kampus IAIN Tulungagung mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore.

Pesantren Ramadan kali ini akan mengkaji 9 kitab, yakni Al-Hikam (karya Syaikh Ibnu 'Atha'illah Al-Iskandari), Al-Arba’in An-Nawawiyyah (karya Syaikh Abu Zakaria Yahya an-Nawawi), Bidayah al-Hidayah (karya Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali), Hujjah Ahl as-Sunnah (karya KH Ali Ma’shum Krapyak), Mauizhah al-Mu’minin (karya Syaikh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi), Nuzhah al-Muttaqin (karya Dr. Musthafa Al-Khin, dkk), Ta’lim al-Muta’allim (karya Syaikh Burhanuddin Al-Zarnuji), Taysir Musthalah al-Hadis (karya Dr. Mahmud Al-Thahhan), dan ‘Uqud al-Lujain (karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani).

Kitab-kitab tersebut akan dikaji oleh Dr. A. Rizqon Khamami, Lc., M.A., Dr. Salamah Noorhidayati, M.Ag., Dr. Luk Luk Nur Mufidah, M.Pd.I., Dr. M. Muntahibun Nafis, M.Ag., Nur Aziz Muslim, M.H.I., Ahmad Muhdhor, Lc., M.Pd.I., Arifah Millati, M.H.I., Abduloh Safik, M.Fil.I., dan Rizqa Ahmadi, Lc., M.A.

Para pengkaji berasal dari lintas fakultas di IAIN Tulungagung. Selain dari FUAD, pengkaji juga ber-homebase di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH), dan serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Hal ini memang sesuai dengan tujuan pembentukan The Center for Pesantren Studies, yakni wadah berkarya bagi sivitas akademika IAIN Tulungagung yang concern dengan dunia pesantren. 
Dalam pelaksanaannya, penyelenggara bekerjasama dengan dua radio untuk menyiarkan baik secara live maupun tunda, yakni R-Radio 89,5 FM dan Genius FM.
Yang membedakan antara pengajian kitab kuning di pesantren tradisional dan perguruan tinggi adalah pada metodenya. Dalam Ramadhan fi Al-Jami’ah ini, pengkaji membedah kitab dengan pendekatan mix method antara metode salaf dan modern berupa dialog dan diskusi antara peserta-pengkaji, serta menggunakan multi perspektif keilmuan dalam analisisnya. Selain itu, perbedaan lainnya adalah adanya representasi pengkaji dari dosen perempuan sebagai bentuk apresiasi dan afirmasi kesetaraan gender.
 

Penanggung jawab program ini, M. Muntahibun Nafis, menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk melestarikan tradisi pesantren melalui pengajian kitab kuning yang dikenal sebagai bendongan. Pengajian bendongan adalah di mana seorang kyai membaca kitab kuning dengan makna bahasa Jawa, lalu santri menulisnya menggunakan bahasa Arab pegon. Dalam pengajian ini, ditambahkan penjelasan dengan menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pemahaman peserta pengajian.

Lebih lanjut, pengajian Ramadhan kali ini merupakan agenda pertama The Center for Pesantren Studies yang akan disusul dengan kegiatan-kegiatan lainnya seperti workshop dan seminar tentang pesantren. Diharapkan, The Center for Pesantren Studies bisa menjadi pusat kajian sejarah dan perkembangan pesantren di Indonesia, sehingga, mampu memberikan kontribusi baik secara sosial maupun akademik untuk perguruan tinggi khususnya dan Indonesia khususnya.[*]