Manajemen Pembimbingan Manasik Haji Oleh Dr. H. Santoso, S.Ag., M.Pd.

Surabaya–Hari Ke-3 pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2023 ini para peserta Kembali dihadirkan pemateri yang kompeten di bidang Manasik Haji yaitu Dr. H. Santoso, S.Ag., M.Pd. Beliau menjelaskan secara komprehensif tentang Manajemen Pembimbingan Manasik Haji dengan dimoderatori oleh Ibu Hj. Khusnul. Sesi diskusi pertama di pagi ini disambut perserta Sertifikasi dengan antusias. Bahkan dihari ketiga, para peserta Sertifikasi Haji tidak mengendurkan semangat mereka dalam mengikuti setiap sesinya. Hal ini juga terdapat peran penting dari panitia UIN SATU Tulungagung dalam menghidupkan suasana ruang dan motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan.

Dr. H. Santoso, S.Ag., M.Pd. menjelaskan bahwa manasik haji bagi peserta Haji sangat penting karena; (1) Kebanyakan jamaah haji merupakan individu dengan tingkat literasi keislaman yang belum optimal. (2) Kebanyakan jamaah haji kita adalah berasal dari masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah. (3) Kebanyakan jamaah haji kita orang pedesaan dengan tingkat tingkat literasi kewilayahan yang rendah. (4) Kebanyaan jamaah haji kita itu tidak memiliki pengalaman menggunakan transportasi udara. (5) Kebanyakan jamaah haji kita berasal dari daerah yang bervariasi 6 Banyak calhaj yang berusia tua, kira-kira 30 persen.
Adanya Manajemen Manasik Haji di sini untuk menjawab pertanyaan bahwa tata kelola yang baik diperlukan untuk penyiapan jamaah haji yang bertujuan haji mabrur. Selain itu untuk menggambarkan bahwa tata kelola yang baik dalam penyelenggaraan manasik haji akan menentukan terhadap keberhasilan haji secara umum maupun khusus. Manajemen manasik haji juga Untuk menjelaskan bahwa melalui tata kelola yang baik akan dapat memberikan jaminan tentang kepuasan pelanggan. Terdapat dua hal penting bagi pembimbing manasik haji: Pertama, sebagai pendidik, ia harus memiliki konsep diri, memiliki akumulasi pengalaman, kesiapan belajar, keinginan memanfaatkan hasil belajar dan menggunakan prinsip kepelatihan Bersama. Kedua, sebagai pemimpin, ia harus menerapkan friendly leadership (kepemimpinan ramah) dan tidak menganggap diri sebagai atasan atau paling hebat. (Dr.Ois, Dr.Budi, Ustaz Rohmat, Mr. Bob, Mas Haji Fikri)