Bedah Buku Bimbingan & Konseling Islami: Antara Teori dan Praktik

Kontributor:

Tulungagung – Bimbingan dan Konseling Islami (BKI) adalah paradigma konseling yang merujuk pada sumber yang kokoh, sumber yang dijamin kebenarannya kapanpun dan di manapun, yakni al-Quran dan Hadis, bukan sumber yang hanya memiliki kebenaran sementara. Hal ini mengemuka dalam bedah buku Bedah Buku Bimbingan & Konseling Islami (Antara Teori dan Praktik) di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Tulungagung, pada Rabu, 15 Maret 2017. Bedah buku ini menghadirkan penulisnya, Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd., dan Dr. Adi Atmoko, M.Si., sebagai pembanding. 

Pada bedah buku ini, Anwar Sutoyo bercerita tentang latar belakang penulisan buku yang diterbitkan oleh Balai Pustaka ini. Dosen Universitas Negeri Semarang ini menceritakan, penulisan buku setebal 367 halaman ini didasari oleh pertanyaan-pertanyaan reflektif, yakni benarkah manusia lebih mengetahui tentang manusia dari pada penciptanya? Benarkah manusia bisa membimbing manusia lain tanpa menggunakan petunjuk dari penciptanya? Dan bisakah manusia berbuat sesuatu tanpa izin Allah SWT?

Berangkat dari pertanyaan tersebut, maka penulis menyimpulkan, Al-Qur’an bukan hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi jika individu mengikuti ajaran al-Quran dengan benar akan terjauh dari masalah, dan potensinya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. “Bimbingan dan konseling Islami bukan hanya bersifat kuratif tetapi juga preventif. Bukan hanya klinis tetapi juga developmental. Bukan sekedar petunjuk untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga petunjuk untuk mengembangkan potensi manusia,” terangnya.

Sementara itu, Adi Atmoko menguatkan argumen penulis buku, bahwa tindakan manusia memang dipengaruhi oleh tingkat religiusitasnya. Faktor religiusitas dapat mempengaruhi kondisi emosi, yang selanjutnya emosi itu menentukan tindakan. Beberapa temuan menyebutkan bahwa beberapa kondisi yang dipengaruhi oleh religiusitas di antaranya adalah mood (Frame, 2003), self esteem ( Richards and Bergin, dalam Frame, 2003); dan emosi dan tindakan guru (Widiyanto, 2001).

Dosen Universitas Negeri Malang ini melanjutkan paparannya tentang substansi paradigma dan prospek BKI di Indonesia, serta proses indegenisasi bimbingan dan konseling untuk (budaya) Indonesia yang Islami sebagai implementasi paradigma tersebut. Ia menyatakan, prospek BKI di Indonesia cukup cerah karena beberapa faktor, di antaranya, Pertambahan penduduk, Kemajuan dan kemudahan transportasi dan teknologi, Keunikan pribadi dan perkembangan, serta Orang tua, guru, tokoh masyarakat dan lembaga yang ada (sekolah/madrasah, pesantren) yang semakin sibuk.

Kegiatan rutin akademik yang dilaksanakan di Aula Utama IAIN Tulungagung ini dibuka oleh Wakil rektor Bidang Akademik, prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag. Dalam sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada kedua narasumber yang telah hadir dan berbagi ilmu kepada sivitas akademika IAIN Tulungagung. Beliau menambahkan, tujuan kegiatan bedah buku sangat jelas, yakni meomentum bagi kalangan akademis untuk menyampaikan pandangan ilmiah serta pendapat kritis. Pemilihan judul buku yang dibedah juga disesuaikan dengan jurusan yang ada di FUAD, yakni Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. “Kegitan bedah buku kali ini akan memberikan manfaat tidak hanya untuk mengasah cognitif ability, tetapi juga akan mengasah kepekaan sosial bagi kita semua terutama dalam upaya untuk memberikan bimbingan dan konseling bagi orang lain,” tegasnya.[*]

 

 

Skip to content