Rabu, May 15, 2024

Tradisi, Kultur, & Adat Istiadat Arab Saudi oleh Dr. H. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A.

Surabaya-Pada hari ke-6 (Sabtu, 05 Maret 2022) proses pelatihan  Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Mandiri yang diselenggarakan di Hotel Novotel Surabaya, oleh DPW PFK KBIHU Jawa Timur bekerjasama dengan Kanwil Kemenag Jatim dan UIN Satu Tulungagung, Pemateri yang ditampilkan adalah Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, yakni Bpk. Dr. H. Akhmad Rizqon Khamami, Lc., M.A, yang disambut antusis oleh para Peserta di Brawijaya Meeting Room. Beliau menyampaikan materi yang sangat Istimewa berbasis Micro Guiding bagi calon Pembimbing Haji yaitu :"Tradisi, Kultur, & adat istiadat Arab Saudi". Para peserta sejumlah 77 orang, yang terbagi dalam 4 kelompok, yakni: (a) Abu Bakar (b) Umar Bin Khattob (c) Utsman Bin Affan (d) Ali Bin Abi Tholib.

Dr. Rizqon menjelaskan bahwa Bahasa menjadi alat utama untuk komunikasi selama musim haji, yakni bahasa Amiyyah di mana dari tiap wilayah di negara-negara Arab, sangat  berbeda-beda, antara lain :

1. Lahjah Iraq (cth: huruf „K‟, berapa harga?, sekarang, kapan?)

2. Mesir

3. Suriah (Syria)

4. Lebanon

5. Yaman

6. dan lain-lainnya.

Selanjutnya Adat Istiadat  dan Kebiasaan Bangsa Arab:

1. Jika dipegang kepalanya tidak marah, namun bila disentuh/dipegang pantatnya akan marah.

2. Cara mengungkapkan “sedikit” orang Arab adalah dengan jari-jari tangan yang dilancipkan.Bahasa Arab resmi: qalil -- قليل. Bahasa Arab harian/pasar: suwayyah. Bahasa Tarsan/Isyarat: Pakai Jari.

3. Yallah:  Ya Allah,  Hurry up, Lets go.

4. Bersuara keras dalam berbicara walaupun tidak dalam keadaan marah.

5. Jika memberikan atau menerima sesuatu terhadap orang lain sering menggunakan tangan kiri.

6. Jika bertemu dengan teman yang sudah akrab saling berpelukan dan berciuman.

7. Sikapnya terhadap pendatang nampak acuh tak acuh.

Pada Kesimpulan pelatihan,  dipaparkan bagaimana seharusnya akhlak Pembimbing Haji. Beliau menukil Q.S Al-Baqoroh : 197 yakni : "Haji beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh berbuat fasik dan berbantah-batahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan niscaya Allah mengetahuinya”. (OIS BUDI WAHAB ROHMAT)