Kamis, Nov 21, 2024

Kang Abik Habiburrahman El Shirazy Berikan Kuliah Umum di FUAD

Tulungagung. Ada yang berbeda dengan suasana di kampus IAIN Tulungagung pada hari kemarin (Rabu, 27/9). Ratusan mahasiswa serta puluhan dosen dan staf Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) memadati gedung Aula Utama IAIN Tulungagung sejak pagi hingga siang. FUAD kedatangan “tamu spesial”, seorang novelis dan aktifis dakwah Islam yang sedang populer lewat novel dan film.

Adalah Habiburrahman El Shirazy, penulis novel best sellers yang didapuk menjadi narasumber dalam Studium General pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017 dengan tema “Berislam Secara Cerdas dan Santun: Menata Ulang Pemahaman Keagamaan dalam Konteks Kekinian”. Penulis yang akrab dipanggil Kang Abik ini bercerita banyak hal kepada para peserta kuliah umum.

Kang Abik menjelaskan tentang perlunya menata pemahaman nilai keislaman, yakni Islam yang Rahmah. Nilai yang telah diajarkan kepada setiap Muslim sejak kecil. Rahmah dapat dilihat dari sifat Allah yang Jamal dan Kamal. Sifat Allah yang Jamal menyempunakan sifat Allah yang Kamal. Dalam Al-Qur’an, sifat Allah yang Jamal ini paling banyak disebutkan, semisal dalam surah Al-Fatihah berupa kata Rahman dan Rahim. Kedua sifat ini harus diinternalisasikan dalam diri manusia.

Sifat Rahmah ini telah ada dalam diri Rasulullah SAW, sehingga tindak-tanduk beliau selalu penuh kasih sayang dan memunculkan kebaikan. Pun juga pada diri para Sahabat. Wujud dari sifat Rahmah adalah bila mendapati adanya perselisihan atau perbuatan yang salah, maka dilakukan tindakan penyelesaian dengan penuh hikmah.

Sebagai Muslim yang mengemban tugas dakwah, hendaknya memahami kaidah dakwah yang benar serta memahami tahqiq an-nash. Terlebih lagi bagi mahasiswa yang sedang belajar di institut agama Islam, mereka berhak untuk meluruskan kegiatan dakwah yang kurang hikmah. Penulis novel Ayat-Ayat Cinta ini menyatakan salah satu metode dakwah yang efektif untuk dilakukan adalah dengan menyampaikan apa adanya kepada masyarakat, sehingga tidak membuat mereka semakin keruh dan mengalami kebingungan.

Kuliah umum bersama Habiburrahman El Shirazy berlangsung meriah. Dimoderatori oleh Dekan FUAD, Dr. Abad Badruzaman, peserta nampak antusias mengikuti sesi hingga akhir. Keterbatasan waktu membuat moderator harus mengakhiri acara meski banyak pertanyaan belum bisa dijawab oleh narasumber.[*]