Jumat, May 03, 2024

Hikmah dan Filosofi Haji Oleh Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag : "Pembimbing Haji Ibarat Matahari dan Teko"

Surabaya-Penampilan Narasumber Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag mampu memukau dan menghiasi kemeriahan Sertifikasi Pembimbing Manasik pada hari ke-3, Rabu 20 April 2022, Narasumber berhasil menghidupkan suasana dan acara sertifikasi yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementeriann Agama Provinsi Jawa Timur  bekerjasama dengan UIN Satu Tulungagung. Penyampaian materi Hikmah dan Filosofi Haji memperoleh sambutan yang antusias dari para peserta. Pembahasan materi disusun dengan apik dan rapi,  diselingi dengan diskusi dan tanya jawab antar kelompok. Hadir sebagai narasumber, yakni Ibu Dr. Hj. Lia Istifhama dari MUI Surabaya.

Beliau menegaskan bahwa Makna Filosofis adalah pesan spiritual di balik ibadah lahiriyah; lebih menekankan aspek tasawuf daripada fiqh, lebih fokus pada isi daripada kulit. Afala ta’qilun, afala tandhurun. Mengapa perlu? Sebab (a) Hampir 90 % ibadah kita seremonial bukan fungsional. Wudu, shalat, puasa, zakat dan haji kita hanya diukur keabsahan dan kemabrurannya dengan kacamata fiqih, (b) Hanya, dengan penghayatan makna filosofis, ibadah dapat merubah pola pikir dan pola hidup menuju qalbun saliim. Selanjutnya, Kajian lebih pada perspektif aksiologis, daripada ontologis dan epistemologis.

Filosofi Matahari :
1. Ikhlas (memberi cahaya tanpa pilih kasih dan tanpa meminta imbalan).
2. Menyinari (siap terbakar untuk menerangi bumi).
3. Menyemangati (menyuburkan tanaman) 
Filosofi Teko/Cerek :
1. Harus berisi: “Al Faaqidu bis syay-i laa yu’thiihi”.
2. Harus lebih atas: pembimbing diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih, mengajarkan hakikat sesuatu, dan memberi solusi berdasar keilmuan, pengalaman, dan
naluri.
Filosofi Thawaf :
1. 70.000 malaikat di baitul ma’mur menyertai thawaf (QS. At Thur [52]: 4)
2. Kebersamaan dengan thawaf bulan dan bumi (QS. Yasin [36]: 38-40), 
sekaligus pengakuan kesetaraan dengan alam. 
3. Merenungi siklus hidup (QS. Yasin [36]: 68; QS. Al Baqarah [2]: 28). Dalam shalat disimbolkan dengan sujud-bangkit-sujud-bangkit.
4. Hitungan tujuh: 7 langit (QS. Al Mulk [67]:(3), 7 hari, dan 7 ayat Al Fatihah (QS.15: 68) = tunduk, sujud, dan zikir sepanjang waktu. 7 pintu neraka (QS.15: 87).
5. Menyerap energi perjuangan para Nabi (124.000 nabi, 313 rasul, 100 dibunuh Yahudi, 99 wafat sujud di sekitar ka’bah)
6. Introspeksi isi doa yang lebih fokus duniawi selama ini (QS. Al Baqarah [2]: 200-201)
 
(Ois-Budi-Wahab-Rohmat)