Kamis, May 02, 2024

Poblematika Fikih Haji Kontemporer Dalam Perspektif Maslahah Oleh KH. Ahmad Wazir

Surabaya - KH. Ahmad Wazir tampil memukai sebagai Narasumber Profesional yang mengisi acara Sertifikasi Haji pada Hari Ke-6 (Sabtu, tanggal 23 April 2022) di sesi pagi yakni pukul 08.00 WIB s.d 12.00 WIB. Beliau menjabat sebagai Konsultan Haji Daker Makkah Tahun 2019. Di samping itu, Beliau juga telah menyusun satu buku yang sangat populer berjudul :  "120 Problematika Manasik Haji". Pesentasinya berhasil memberikan pemahaman yang mendalam kepada para peserta, sebab materi yang sangat komprehensif, terlebih pembahasan tentang problematika haji kontemporer.  Tampil sebagai moderator yang mendampingi narasumber, yakni H. Ahmad Bajuri Salim, SAg, M.Ag.

Pertama, Islam memberikan layanan kemudahan ( al-yusru).

قال تعالى : يريد اللّه بكم اليسر ولا يريد بكم العسر ولتكملوا العدة ولتكبروا اللّه على ما هدىكم ولعلكم تشكرون ( البقرة : 185 )

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ( Al - Baqoroh : 185 ).

هذه الاية وإن نزلت في سياق تقتضيه خاصة وهي الرخصة في الصيام إلا انها عامة في الشريعة الإسلامية

Ayat ini meskipun turun dalam konteks khusus yaitu memberikan dispensasi dalam puasa akan tetapi berlaku umum dalam syariat Islam.

قرر الفقهاء : أن ما عجز عن أدائه سقط وجوبه

Para Fuqoha menyatakan : ”Setiap sesuatu yang tidak mampu dikerjakan, maka kewajibannya menjadi gugur.“

dalam bahasa Ibnu Taimiyyah

الواجبات كلها تسقط بالعجز عن أدائها

"Semua kewajiban agama itu gugur jika tidak mampu dikerjakannya."

Dalil yang menjelaskan kemudahan agama :

•ان خير دينكم أيسره وإن خير دينكم أيسره وإن خير دينكم أيسره

sebaik-baik agamamu itu yang paling mudah 3x

• عن جابر رضى الله عنه : إن الله لم يبعثني معنتا ولا متعنتا ولكن بعثني معلما ميسرا

Sesunggunya Allah swt tidak mengutusku untuk mempersulit diri atau menyulitkan orang lain tetapi Allah swt mengutusku menjadi guru yang memberikan kemudahan

Kedua, Contoh kemudahan Haji.

  •التخيير بين المناسك الثلاثة ( التمتع والقران والإفراد )

  Agama memberikan opsi pelaksanaan manasik dengan 3 cara, yaitu tamattu', kiron dan ifrod

  •تخيير في الترتيب بين الأعمال الثلاثة يوم العيد ( الرمى والحلق والطواف )

  Agama memberikan opsi juga tentang urutan prosesi dalam ritual hari raya idul adha. antara lontar jumroh, mencukur (tahallul) dan thowaf ifadhah.

  قال رجل للنبي صلى الله عليه وسلم زرت قبل أن ارمى قال لا حرج قال أخر حلقت قبل أن أذبح قال لا حرج قال أخر ذبحت قبل أن أرمى قال لا حرج

Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, Ya Rasul ! saya thawaf ifadhah sebelum lontar jumroh, bolehkah itu ? Rasul menjawab Ya nggak apa apa. yang lain bertanya, Ya Rasul ! bolehkah saya mencukur rambut (tahallul) sebelum menyembelih hadyu ? Ya, nggak apa apa. Yang ketiga bertanya, Ya Rasul ! saya menyembelih hadyu sebelum melontar jumroh, bolehkah itu ? Rasul menjawab : Ya, nggak apa apa. Idealnya memang harus memulai Ihrom di pesawat, tepatnya ketika pesawat berada di garis sejajar dengan Yalamlam (+ 30 menit sebelum landing).

Ketiga, Ihram di Pesawat.

Ini pendapat yg benar tetapi menyalahi realitas, karena menghindari kesulitan lebih dipertimbangkan, dan ini juga sesuai dengan Ushul Asy-Syari’ah wa Maqashiduha (al-yusru fi asy-syari’ah)

Fatwa Syekh Zarqo’: tidak wajib ihrom di pesawat. Alasanya: Daf’ul Haraj (menghindari kesulitan), sebab ini merupakan esensi dari Ushul Asy-Syari’ah wa Maqashiduha (al-yusru fi asy-syari’ah)

Keempat, Hukum mabit di Mina Jadid.

Menurut fatwa syekh bin baz (mufti Arab Saudi) : sah mabit di perluasan mina alasannya :

  1). Adam Al istitho’ah (tidak mampu)

    a). جَمِيْعُ الْوَاجِبَاتِ الشَّرْعِيَّةِ منُوْطَةٌ بِالْإِسْتِطَاعَةِ

    b). قَالَ تَعَالَى :فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

   c). قَالَ النَّبِيٌّ صَلعم : إِذَا أمرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَااسْتَطَعْتُم

  2). Zahmah (terjadi kepadatan area). 

قاَل َالشَّيْخُ : الْمَبِيْتُ فِى منى وَاجِبٌ مِنْ وَاجِبَاتِ  الْحَجِّ عَلَى كُلِّ حَالٍ مَعَ الْقُدْرَةِ إِلَّا السُّقَاةَ وَ الرِّعَاةَ وَمَنْ فِى حًكْمِهِما ,فَمِنْ  عجز عَنْ ذَلِكَ فَلَا شَيْ ءعَلَيْهِ لِقَوْلِهِ تَعَالَى : فَاتَّقُوْاالَّلهَ  مَاسْتَطَعْتُمْ وَبِذَالِكَ يُعْلَمُ : أَنَّ مَنْ لَمْ يَجِدْ مَكَانًا فِى منى فَلَهُ أَنَّ يَنْزِلَ خَارِجَهَا فِىْ مُزْدَلِفَةَ وَالْعَزِيْزِيَّةَ وَغَيْرِهَا لِلْأَيَةِ الْمَذْكُوْرَةِ.

Pada dasarnya: Bermalam di mina Ayyamut tasriq itu hukumnya wajib. Termasuk salah satu wajib haji bagi setiap jama’ah haji ketika mampu, kecuali petugas pengairan dan para penggembala atau semakna, jadi siapa yg tidak mampu, maka tidak apa-apa(tidak ada dosa dan tanpa Dam) karena ada ayat tadi dan disini bisa di maklumi, jika seseorang yg tidak menemukan tempat di mina, maka dia boleh mabit di Muzdalifah dan Aziziyah dll berdasarkan ayat di atas.   

(Ois - Budi - Wahab - Rohmat)