Perilaku manusia tidak sepatutnya dinilai semata-mata dengan kacamata teori kepribadian dari Barat karena psikologi Barat hanya tepat untuk mengkaji manusia Barat sesuai dengan kultur sekulernya yang melatarbelakangi lahirnya ilmu itu. Agama memang menghormati tradisi (perilaku yang ma’ruf), tetapi lebih mengutamakan tuntunan agama yang baik (khayr). Oleh karena itu, konsep atau teori kepribadian Islam harus segera tampil untuk menjadi acuan normatif bagi umat Islam.
Ajaran yang diserukan oleh Nabi Muhammad SAW sesungguhnya bukan hanya membawa misi tauhid, namun juga memiliki misi pembebasan, yakni pembebasan dari tradisi penindasan yang telah lama menjadi kultur masyarakat Arab pada saat itu. Misi pembebasan inilah yang membuat dakwah awal Nabi SAW di Mekkah sulit berkembang, karena ajarannya berisi seruan kepedulian sosial, egalitarianisme (bagi budak, kaum wanita, anak-anak), serta distribusi harta (dengan konsep infak, shadaqah, zakat, dll) sulit diterima oleh masyarakat Mekkah.